Jauh Dipedalaman, SD 61 Desa Lebong Tandai, Penuh Keprihatinan

0 236

[quote font=”georgia” font_size=”20″]”Lebong Tandai, Hanya Bisa Ditempuh Dengan Menggunakan Molek”[/quote]

BENGKULU UTARA, Penasumatera.co.id Kabupaten Bengkulu Utara, memiliki satu desa ter-isolir, desa jauh diperdalaman yang dikenal akrab ditelinga masyarakat Bengkulu Utara (BU), dengan sebutan Lebong Tandai.

Desa ini, jauh berbeda dengan desa lainnya, adapun keunikan dari desa Lebong Tandai, memiliki pemandangan objek wisata hutan konservasi, yang masih asri.

Selain memiliki hutan konservasi dan objek sejarah, desa Lebong Tandai yang merupakan bagian dari Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara ini  Juga memiliki keperihatinan dalam menjalani dunia pendidikan, danlagi, akses menuju ke lokasi, sangat ekstrim dan penuh dengan tantangan.

Dahulu Lebong Tandai, merupakan pusat kota, penghasil emas terbesar. Selain itu juga, digunakan sebagai tempat dilakukanya pertemuan para pejabat tinggi, pada zaman penjajah Belanda.

Sebelum dilakukannya pemekaran, Lebong Tandai, termasuk dalam wilayah Kecamatan Ketahun, dan seiring kemajuan zaman, dari tahun ketahun. Akhirnnya Lebong Tandai tepisah, dari Kecamatan Ketahun, menyatu dengan Kecamatan Napal Putih, Bengkulu Utara.

Untuk menujunya ke desa Lebong Tandai, setiap warga ataupun pengunjung dari luar, Kecamatan dan Kabupaten, yang penasaran dan ingin melihat secara langsung objek sejarah. Tidak bisa menggunakan kendaraan roda empat ataupun roda dua, dikarnakan tidak memiliki akses dan rawan, binatang buas.

Salah satu alternatifnya, menggunakan molek, berjalan diatas rel, molek sendiri merupakan peninggalan penjajah Belanda, yang dahulunya, digunakan sebagai pengangkut hasil tambang berupa bongkahan emas. Untuk jarak tempuh yang dilalui cukup jauh dan ekstrim, sekitar 3 sampai 4 jam.

Desa kecil ini, keberadaannya sangat memprihatinkan, bukan hanya akses eksterim, tetapi dunia pendidikan desa Lebong Tandai, lebih memprihatinkan, mulai dari sarana dan prasarana,  diantaranya atap sudah karatan, instalasi rapuh dimakan rayap, kaca jendela sudah banyak yang copot dan pecah, meja belajar dan plafon sekolah terkelupas dimakan usia.

Sementara itu, warga didampingi beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), meminta kepada Pemkab, Bengkulu Utara, terkhususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bengkulu Utara, mengharapakan desa Lebong Tandai bisa mendapatkan perhatian didunia pendidikan, apalagi anak-anak adalah generasi penerus bangsa.

Dan lagi akses menuju ke lokasi, sering terjadi kerusakan, sehingga laju molek harus diperlambat, sesambil memperhatikan rel, belum lagi pada waktu hujan, dibeberapa titik rel yang rawan sering terjadi longsor, terkadang rel tertimbun dengan tanah bercampur lumpur dan bebatuan, sehingga ekstra hati-hati.

Hal yang sama juga disampaikan  Sonti Bakara, anggota komosi I DPRD Kabupaten Bengkulu Utara, kepada penasumatera, dirinya membenarkan  masalah akses jalan tersebut, saya anggota DPRD yang notabenya dari Dapil II, sudah 4 kali bolak-balaik, mengunjungi desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, kenyataanya memang benar, akses menuju  desa Lebong Tandai, sangat butuh perhatian.

Dari dahulu, saya sudah bersuara sampai dengan sekarang. Untuk sementara kita, masih menunggu Aksen dari Ir. Mian, Bupati Kabupaten Bengkulu Utara, karna di planning 2018, akan menjadi skala prioritas perbaikan,  rel yang memang betul sudah mengalami kerusak yang cukup parah.

Karna waktu Bupati sebelumnya, pernah berjanji akan membuat jalan melalui jalan darat, nyatanya sampai dengan sekarang taidak kunjung terrealisasi. Bukan hanya itu, dalam hearing/rapat, baik itu di penyampaian kata Fraksi dan  pandangan umum, saya selalu mendesak agar akses menuju desa Lebong Tandai, dapat diperbaiki.

Namun jawaban dari Dinas Perhubungan (Dishub) mengatakan, bahwa rel molek, tidak termasuk di kriteria Dinas Perhubungaan, itu maksudnya, jawab dari pihak kementrian Perhubungan.

Seharusnya ada jalan keluar, saya merasa prihatin, karna di desa Lebong Tandai, ada kehidupan, seperti banyaknya warga yang melakukan aktivitas, dan banyaknya anak sekolah, yang belajar untuk menuntut ilmu .

Lanjut Sonti, apa yang disampaikan oleh Bupati BU, dia sudah mengatakan pembangunan di Lebong Tandai menjadi prioritas, untuk jalan menuju Lebong Tandai 2018, berupa perbaikan rel molek, harapan saya benar-benar dapat terwujud.

Masalah pendidikan, Kepala SD 61 sebelumnya sudah di nonaktifkan dikarnakan tidak becus daam bekerja, dan diganti dengan kepala sekolah baru. Perhatian dengan, SD 61 ini tidak boleh diabaikan begitu saja, terutama fasilitas, harus dipikirkan, saya mendesak kepada Disdikbud Bengkulu Utara, agar permasalah pendidikan di Lebong Tandai menjadi prioritas.

Memang miris rasanya, saya melihat terlalu sering, ada beberapa gedung sekolah yang masih bagus dan masih cukup ruangannya, ditambah lagi ditambah lagi, sementara gedung-gedung sekolah  yang benar-benar membutuhkan perbaikan itu terabaikan, saya meminta kepada Disdikbud BU, untuk memilah-milah, mana yang menjadi skala prioritas dan mana yang tidak skala prioritas, untuk Lebong Tandai saya mendesak agar secepatnya mendapat perehaban, Tutup Politisi PDIP.
(Yapp)
Baca Juga
Tinggalkan komen
Penasumatera