Komoditi Kayu Manis, Kurang Diminati Petani di Empat Lawang
EMPAT LAWANG, Penasumatera.co.id – Meskipun mayoritas masyarakat Empat Lawang berprofesi sebagai petani karet, kopi dan lada, namun masih ada segelintir petani yang masih mengais rezeki dari hasil panen kayu manis.
Seperti masyarakat Desa Ujung Alih, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang. Setidaknya ada kayu manis yang dijemur di beberapa halaman rumah masyarakat Sekitar, kayu manis tersebut dijemur dalam beberapa hari kemudian dijual ke masyarakat yang berminat dengan harga yang relatif tinggi.
“Banyak sekali manfaat kayu manis ini, selain untuk bagan rempah-rempah, juga sebagai obat tradisional berbagai penyakit,” ujar Ida, sala seorang petani kayu manis di Desa Ujung Alih, Rabu (23/08).
Ditambahkannya, satu pohon kayu manis yang sudah berumur 4 tahun bisa menghasilkan sekitar 30 kilogram kayu manis kering yang siap dijual.tapi sayangnya cuma segelintir petani di Empat Lawang yang menanam komiditi Kayu manis,mungkin untuk menjual hasil panen tersebut susah.
“Ya kalau pengepulnya di Tebing Tinggi ada,tapi mereka membeli hasil panen kayu Manis terlalu rendah,nah mending Kami menjual hasil panen ke pengepul yang datang dari Kota Pagar Alam, harganya lebih tinggi,” terangnya.
Kalau pohon yang sudah berumur empat tahun, kalau kita panen, dijemur, bisa mendapatkan 30 kilogram. Harga jual satu kilogramnya 25 ribu, total yang didapat 750 ribu.Namun, jika pohon kayu manis sudah dikuliti, pohonnya akan mati dan perlu ditanam ulang. “Prinsipnya kalau sudah panen harus ditebang dan ditanam ulang,” ucapnya.
Husin, petani lainnya juga mengatakan hal yang sama. Untuk penjemuran butuh waktu tiga hari dan bisa dijual.
“Biasanya yang beli pengendara yang lewat, yang terpenting ini adalah khasiat dari kayu manis itu sendiri,” tutupnya (tok/bud).