Palembang, Pena Sumatera – Food vlogger semakin hari semakin bertambah banyak dengan karakteristik masing – masing. Karena kebanyakan orang mengganggap food vlogger adalah pekerjaan yang paling enak.
Salah satu food vlogger yang cukup dikenal dengan jorgan bonbon yakni Florentina mengakui hal ini, yang juga memiliki akun instagram dan youtube bernama Lemaknyo, karena yang orang lihat hanya Datang – duduk – pilih menu – makan – SMP (Sudah Makan Pulang). Tak sedikit juga yang dibayar, sudah disediakan makanannya, dibayar pula aduhai lemaknyo. Tapi tak semua yang indah dipandang itu prosesnya mudah, sudah pasti ada tantangannya sampai bisa di titik yang lebih baik dan makin baik lagi.
Di sini Florentina membeberkan suka duka menjadi food vlogger. Dari konsep berbicara langsung di depan kamera sampai voice over seperti komentator yang sedang trend 3 tahun belakangan ini. Terlihat mudah dilakukan tetapi faktanya butuh kerjasama dan jam terbang yang tinggi yaitu pengalaman baik food vlogger maupun kameraman. Bagaimana tidak? Kameraman yang bertugas wajib stand by dan fokus dalam pengambilan video baik dari angle manapun dan pengecekan sound apakah suara sudah bagus atau masih ada suara kresek2, terlebih lagi take video di dekat jalan besar atau ramai pengunjung sangat membutuhkan peralatan yg ekstra untuk meredamnya. Lalu pelafalan maupun hapalan food vlogger wajib jelas dan jika salah sedikit saja sudah diharuskan melakukan pengulangan dan bisa take berkali – kali. Udah kayak mau ulangan aja nih bond Kata Florentina.
Tapi berbeda ketika konsep video para food blogger beralih ke voice over seperti komentator, terlihat lebih fresh dan menarik. Video tidak terlalu take berulang kali, karena tidak perlu menghapal apa yang ingin dibicarakan saat di lokasi maupun makan. Makan pun jadi lebih menikmati dan biasanya voice over akan dilakukan setelah editing video dan tinggal diisi saja suaranya. Masing2 tetap ada tantangannya tetapi perbedaannya adalah
Baca Juga
Konsep take video dan langsung berbicara itu seperti kita sedang ulangan di sekolah, sedangkan voice over seperti mengerjakan homework, jadi kita tulis dulu apa yang ingin diinfokan ke penonton agar lebih mempermudah pekerjaan dan saat voice over akan minim pengulangan voice over. Paling pelafalan sepatah dua kata yang kepeletot lidahnya, selebihnya aman lancar damai sentosa dan bisa langsung diupload. Dari segi waktu lebih hemat.
Kemudian, jika menu makanan yang dijual disiapkan dalam bentuk plastik atau wadah thin wall biasanya dari online shop, maka sang food vlogger mempunyai kewajiban untuk platting menu makanan tersebut menjadi menarik sebelum di take video. Tak jarang juga food vlogger akan mengeluarkan budget untuk membeli perlengkapan alat makan yang unik, lucu maupun elegant menyesuaikan produk yang akan di take.
Lalu urusan berat badan dikarenakan makan terlalu banyak. Ini adalah tantangan paling berat food vlogger.
Saat take video di kamera sudah pasti banyak sekali makanan yang akan dicoba, seperti pribahasa sedikit2 lama2 menjadi bukit. Dan memang walau makan sedikit2 tapi karena ada banyak makanan yg dicoba jadinya bisa terhitung berapa porsi jg yg masuk ke dalam mulut. Maka tak jarang food vlogger selain pekerjaannya makan juga pasti akan melakukan aktifitas lain seperti olahraga entah itu gym maupun renang. Kalo saya lebih suka olahraga renang kata Florentina.(ril/*)
Baca Juga