UBD Gandeng Polda Sumsel Gelar Seminar Kekerasan Perempuan dan Anak
Palembang, Pena Sumatera – Universitas Bina Darma (UBD) bekerjasama dengan Polda Sumsel menggelar Seminar Kekerasan Perempuan dan Anak, bertempat di Aula Prof. Ir. H. Bochari Rachman, M. Sc Kampus Bochari Rachman 1, Selasa (29/8).
Seminar dengan tema “Kekerasan Perempuan dan Anak di Sekitar Kita: Kenali, Cegah dan Laporkan” ini dibuka Rektor UBD, Prof Prof. Dr. Sunda Ariana, M.Pd., M.M..
Prof Sunda dalam sambutan mengatakan kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah masalah serius yang memerlukan perhatian kolektif. “Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang bentuk-bentuk kekerasan yang mungkin terjadi di sekitar kita. Dengan memberikan pengetahuan tentang cara mengenali tanda-tanda kekerasan, strategi pencegahan, danlangkah-langkah pelaporan, kami berharap seminar ini dapat mendorong aksi nyata dalam melindungi perempuan dan anak dari situasi berbahaya. Saya ucapkan selamat datang kepada bapak, ibu dan adik-adik mahasiswa dalam kegiatan seminar yang digelar dalam rangka memperingati HUT POLWAN ke-78 Tahun.,” ujar Prof Sunda.
Ketua Pelaksana Dr. Dewi Sartika, SE., M.Si., Ak. melaporkan bahwa seminar diikuti lebih dari 500 orang secara online dan offline. “Kami mengucapkan selamat memperingati HUT POLWAN ke-78 Tahun, melalui seminar kekerasan pada perempuan dan anak ini kami harapkan banyak ilmu dan pengetahuan yang dapat kita ambil dari kegiatan ini,” ujarnya seraya menambahkan bahwa seminar bertujuan antara lain Meningkatkan pemahaman tentang berbagai bentuk kekerasan yang dialami perempuan dan anak, Mengenali tanda-tanda kekerasan dan situasi berpotensi berbahaya, Memberikan informasi tentang strategi pencegahan dan cara melindungi diri, Mengedukasi tentang pentingnya melaporkan kekerasan dan prosespelaporannya, serta Mendorong partisipasi aktif peserta dalam menjadikan komunitas lebih aman dan peduli. “Narasumber yaitu Kombes Pol. Dr. Sulastiana, SIP, SH.,M.Si
Kapolda Sumsel yang diwakili oleh Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH,SIK dalam sambutannya mengatakan bahwa berdasarkan data, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terhitung cukup besar dan mengkhawatirkan. “Mudah-mudahan seminar ini bisa menghasilkan outcome yang bisa mengurangi atau mereduksi pikiran yang merugikan yakni kekerasan pada perempuan dan anak, khususnya di wilayah Sumsel,” katanya.
Hadir pada seminar in di antaranya Prof. Dr. Sunda Ariana, M.Pd., M.M.. Rektor Universitas Bina Darma, M. Izman Herdiansyah, ST., MM., Ph.D Wakil Rektor Bidang Akademik, Ria Andryani, S.Kom., M.Kom Wakil Rektor Bidang SDM serta Dr. Yanti Pasmawati, ST., MT Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama. Tamu undangan di antaranya hadir Ketua PMI Provinsi Sumatera Selatan , Hj. Febrita Lustia Deru, Hj Fauziah Mawardi Yahya, Ketua PAPPRI Sumsel H. Khairun Nisa, dan Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH,SIK. Beberapa organisasi juga hadir di antaranya IPK Indonesia Wilayah Sumsel, Perwosi, SMP Muhammadiyah, PAUD Umi Holipah, PMI, Asosiasi Psikolog Sekolah (APSI), HIMPSI serta undangan lain.
Kombes Pol. Dr. Sulastiana, SIP, SH.,M.Si selaku narasumber pada kesempatan ini menyatakan dengan seminar ini diharapkan akan memberikan wawasan yang kuat dan tindakan konkret bagi peserta dalam menghadapi kekerasan terhadap perempuan dan anak. “Dengan pengetahuan dan kesadaran yang ditingkatkan, kami berharap masyarakat dapat bersatu untuk mencegah kekerasan dan menciptakan lingkungan yang lebih amanbagi semua masyarakat. Data Perceraian: Berdasarkan laporan Statistik Indonesia 2023, kasus perceraian di Indonesia mencapai 516.334 kasus pada tahun 2022. Jelas angka ini meningkat 15% dibandingkan 2021 yangmencapai 447.743 kasus. Banyaknya kasus perceraian yang terjadi ini menjadi angka perceraian tertinggi yang terjadi dalam enam tahun terakhir. Data Kekerasan Pada Anak: 4.280 Kasus Kekerasan Seksual Terjadi di Indonesia Sepanjang 2023. Jakarta: KementerianPemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mencatat, jumlah kasuskekerasan hingga tindak kriminal terhadap anak di Indonesia mencapai 9.645 kasus, terjadi sepanjang Januari sampai 28 Mei 2023,” ujarnya.(*)